Pengantar Keperawatan Sistem Sensori Persepsi

Selasa, 19 Maret 20130 komentar

Pendahuluan

Manusia tergantung dari beragam stimulus sensori untuk memberi makna dan kesan pada kejadian yang telah terjadi pada lingkungan mereka
Beragam stimulus tersebut merupakan dasar dalam pembentukan persepsi yang datang dari banyak sumber melalui:
Indera penglihatan (visual)
Indera pendengaran (auditori)
Indera perabaan (taktil)
Indera penciuman (olfaktori)
Indera pengecap/rasa (gustatori)
Selain 5 panca indera, tubuh juga mempunyai indera yang lain:
Indera kinestetik yang memungkinkan seseorang menyadari posisi dan pergerakan bagian tubuh tanpa melihatnya.
Indera stereognosis yang memungkinkan seseorang untuk mengenali ukuran, bentuk dan tekstur benda. 
Stimulus yang bermakna memungkinkan seseorang untuk belajar,
berfungsi secara sehat dan berkembang dengan normal


Definisi
Sensori adalah stimulus atau rangsang yang datang dari dalam maupun luar tubuh. Stimulus tersebut masuk ke dalam tubuh melalui organ sensori ( panca indera)
Persepsi adalah daya mengenal barang, kualitas atau hubungan serta perbedaan antar hal yang terjadi melalui proses mengamati, mengetahui dan mengartikan setelah mendapat rangsang melalui indera


Sensasi Normal
Penerimaan, persepsi dan reaksi adalah 3 komponen setiap pengalaman sensori
Dalam menjalankan fungsinya organ sensori berkaitan erat dengan sistem persyarafan yang berfungsi sebagai reseptor dan penghantar stimulus sehingga tercipta sebuah persepsi yang dapat menimbulkan reaksi dari individu

Faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi sensori
1. Usia
Bayi tidak bisa membedakan stimulus sensori karena jalur sarafnya belum matang
Lansia mengalami perubahan degeneratif pada organ sensori dan fungsi persyarafan sehingga mengalami penurunan ketajaman & lapang pandang, penurunan pendengaran, perubahan gustatori dan olfaktori, dll.
2. Medikasi
Beberapa antibiotika (mis: streptomisin, gentamisin) bersifat ototoksik dan secara permanen dapat merusak syaraf pendengaran
Kloramfenikol dapat mengiritasi syaraf optik
Obat analgesik, narkotik, sedatif dan antidepresan dapat mengubah persepsi stimulus
3. Lingkungan
Stimulus lingkungan yang terlalu berlebih (ramai/bising) dapat menimbulkan beban sensori yang berlebih, yang biasanya ditandai dengan kebingungan, disorientasi dan tidak mampu membuat keputusan
Stimulus lingkungan yang terbatas (mis: isolasi) dapat mengarah pada deprivasi sensori
Kualitas lingkungan yang buruk juga dapat memperparah keruakan sensori. Mis: penerangan yang buruk, lorong yang sempit.
4. Tingkat kenyamanan
Nyeri dan kelelahan mengubah cara seseorang berpersepsi dan bereaksi terhadap stimulus
5. Penyakit yang diderita
Katarak dapat menyebabkan penurunan penglihatan
Infeksi pada telinga dapat menyebabkan gangguan pendengaran, dll.
6. Merokok
Penggunaan tembakau yang kronik dapat menyebabkan atrofi ujung2 saraf pengecap sehingga mengurangi persepsi rasa
7. Tindakan medis
Intubasi endotrakea menyebabkan kehilangan kemampuan bebicara sementara.

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
1. Gangguan Otak
Kerusakan otak, keracunan, obat halusinogenik
2. Gangguan jiwa
Keadaan emosi tertentu dapat mengakibatkan ilusi
Psikosa dapat menyebabkan halusinasi
3. Pengaruh lingkungan sosiobudaya
Mempengaruhi persepsi karena penilaian sosiobudaya yang berbeda

Perubahan Sensori
1. Defisit Sensori: suatu kerusakan dalam fungsi normal penerimaan. Klien
tidak mampu menerima stimulus tertentu (mis: buta, tuli) atau stimulus
menjadi distorsi (mis: penglihatan kabur karena katarak)
Klien dengan defisit sensori dapat berperilaku dalam cara2 yang adaptif
atau maladaptif
2. Deprivasi sensori
Klien mengalami stimulasi yang tidak adekuat kualitas dan kuantitasnya
seperti stimulus yang monoton atau tidak bermakna. Pengurangan stimulus
tersebut dapat secara sengaja maupun tidak sengaja.
Tiga jenis deprivasi sensori adalah:
a.Kurangnya input sensori, mis: berada di ruangan yang gelap.
b.Eliminasi perintah/makna dari input,mis: berada di lingkungan asing
c.Restriksi dari lingkungan, mis: tirah baring, lingkungan yang monoton
3. Beban sensori yang berlebihan
Suatu keadaan dimana seseorang menerima banyak stimulus sensori dan
tidak dapat secara persepsual untuk menghiraukan stimulus tertentu atau
secara selektif mengabaikan beberapa stimulus
Stimulasi snsori yang berlebihan mencegah otak untuk berespons secara
tepat atau mengabaikan stimulus tertentu
Toleransi orang oleh beban sensori dapat bervariasi oleh tingkat
kelelahan, sikap dan kesehatan emosional dan fisik

Efek Deprivasi Sensori
1. Kognitif
Penurunan kapasitas belajar, ketidakmampuan berpikir atau
menyelesaikan masalah, disorientasi, berpikir aneh, peningkatan
kebutuhan untuk sosialisasi
2. Afektif
Kobosanan, kelelahan, kecemasan, kelabilan emosional, peningkatan
kebutuhan untuk stimulasi fisik
3. Persepsi
Terjadi disorganisasi persepsi pada koordinasi visual, persepsi warna,
pergerakan nyata, keakuratan taktil, kemampuan menilai ruang dan waktu.

Perubahan persepsi
1. Halusinasi
Pencerapan tanpa adanya rangsang apapun pada panca indera seorang
pasien, yang terjadi dalam keadaan sadar/bangun
2. Ilusi
Interpretasi atau penilaian yang salah tentang pencerapan yang sungguh
terjadi pada panca indera, mis: bunyi angin didengarnya seperti dipanggil
nama, bayangan daun dilihat seperti orang
3. Depersonalisasi
Perasaan aneh tentang dirinya atau perasaan bahwa pribadinya sudah
tidak seperti biasa lagi, mis: pengalaman diluar tubuh, salah satu bagian
tubuhnya bukan kepunyaannya lagi
4. Derealisasi
Perasaan aneh tentang lingkungannya yang tidak sesuai dengan
kenyataan, mis: merasakan segala sesuatu seperti dalam mimpi
5. Gangguan somatosensorik pada reaksi konversi
Mis: anastesi, parastesi, gg penglihatan, perasaan nyeri,
makropsia/mikropsia
6. Gangguan psikofisiologik
Gejala atau gangguan pada bagian tubuh yang disebabkan oleh gangguan
emosi, mis: pada kulit urtikaria, pada otot dan tulang LBP, pada pernafasan
timbul sesak/asma, pada jantung terjadi palpitasi, pencernaan
mual/muntah diare, perkemihan sering berkemih, mata berkunang2, telinga
tinitus
7. Agnosia
Ketidakmampuan untuk mengenal dan mengartikan pencerapan sebagai
akibat kerusakan otak

Peran perawat dalam lingkup persepsi sensori
Peranan atau tingkah laku perawat yang diharapkan dan dinilai ole
hmasayarakat dalam memberikan pelayanan pada klien:
1.Sebagai pelaksana keperawatan (caregiver)
2.Sebagai pendidik ( teacher )
3.Sebagai  comunicator
4.Sebagai penasehat ( counselor )
5.Sebagai researcher
6.Sebagai pembela ( advocate )
7.Sebagai Manajer

Kiat dalam keperawatan
Nursing is caring
Nursing is believing in others
Nursing is respecting
Nursing is learning
Nursing is trusting
Nursing is believing in self
Share this article :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Asal Tau Kesehatan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger